Cara Budidaya Ikan Patin adalah bagimana kita memelihara ikan patin secar optimal untuk menghasilkan hasil yang optimal pula. Ikan merupakan ikan yang banyak di cari sebagai menu bergizi di banyak restouran dan memiliki potensi menghasilkan banyak keuntungan bagi anda. Jika anda berminat dengan usaha mengembangkan usaha di budidaya ikan patin dapat menjadi refrensi pandangan anda dalam mengembangan usaha budidaya anda.
Jika anda berminat berbudidaya Ikan patin. Anda dapat menyimak Cara Budidaya Ikan Patin yang banyak saya kopas refrensi dari www.mancingmania.org. dengan cara bertahap di bawah ini :
1. Mempersiapkan Kolam
Langkah pertama adalah menyediakan tempat unutk berkembang biak ikan patin yakni kolam.
Ada beberapa jenis kolam ynag harus di persiapkan dalam budidaya ikan patin :
1) Kolam Tempat Memelihara Induk.
Luas kolam ditentukan oleh seberapa banyak jumlah induk dan intensitas dalam pengolahannya, misalnya untuk 100 kilogram induk sebaiknya dipelihara di dalam kolam dengan luas kira-kira 500 m2 , persyaratan memilih kolam jenis ini jika anda hanya mengandalkan sumber pakan alami ditambah dedak. Tetapi jika pakan yang akan diberikan berupa pelet maka untuk 100 kilogram induk bisa dipelihara di dalam kolam dengan luas antara 150 sampai dengan 200 m2 saja. Kolam sebaiknya mempunyai bentuk persegi panjang, dinding samping kolam bisa ditembok, tetapi untuk jenis kolam tanah sebaiknya dinding samping dilapisi anyaman bambu.
2) Kolam Tempat Pemijahan
Kolam tempat memijahkan bisa di kolam tanah atau berupa bak tembok, jumlah induk yang hendak dipijahkan memengaruhi besarnya ukuran atau luas kolam. Misalnya untuk 1 ekor induk yang mempunyai berat 3 kilogram sebaiknya ditempatkan pada kolam dengan luas 18 meter persegi yang sudah dilengkapi dengan kira-kira 18 buah ijuk.
3) Kolam Tempat Pendederan
Untuk kolam tempat pendederan sebaiknya dibuatkan kolam berbentuk 4 persegi, buatkanlah saluran (kemalir) pada dasar kolam dan buatkan juga kubangan di daerah saluran pengeluaran. Saluran kemalir dan kubangan dibuat dengan tujuan untuk mengumpulkan benih pada saat panen tiba.
2. Cara Pemijahan dan Memilih Benih Ikan Patin
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan pembibitan di dalam cara budidaya ikan patin agar didapatkan bibit yang sehat dan cepat dalam membesarkannya.
1) Memilih Bibit Ikan Patin yang Bagus
Memilih Bibit Ikan Patin bisa berasal dari proses pemeliharan di kolam sejak kecil atau merupakan hasil dari tangkapan di alam , pilihlah induk yang berasal dari kawanan ikan patin yang sudah dewasa sehingga diharapkan kita mendapatkan induk yang ideal dan mempunyai kualitas yang bagus.
2) Perawatan dan Pemeliharaan Induk patin
Lakukanlah pemeliharaan secara khusus terlebih dahulu terhadap induk ikan patin yang telah dipilih untuk dipijahkan, pemeliharan bisa dilakukan di dalam sangkar yang terapung, berikanlah makanan special terhadap induk yaitu makanan yang kaya akan protein. Makanan induk bisa dibuat dari bahan-bahan yang bisa dibeli dan tersedia banyak dipasaran seperti : Bahan-bahan berupa pakan ayam yang mengandung 35 persen tepung ikan di dalamnya, dedak halus dengan komposisi 30 persen, menir beras dengan komposisi 25 persen, tepung kedelai dengan komposisi 10 persen, dan tambahan vitamin atau mineral sebesar 0,5 persen.
Cara membedakan ikan patin jantan dan betina
Bagaimanakah cara membedakan induk ikan patin jantan dan betina ? Induk ikan patin yang secara gonag sudah matang serta siap untuk masuk ke dalam sesi pemijahan mempunyai kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria induk betina
- Induk sudah mempunyai usia 3 tahun.
- Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 samapai dengan 2 kilogram.
- Secara visual induk sudah mempunyai perut yang membesar pada daerah anus.
- Bila diraba perut induk patin akan terasa empuk, lembek dan tipis.
- Ada pembengkakan dan timbul warna merah di daerah kloaka.
- Akan keluar beberapa butir telur jika daerah kloaka ditekan.
2. Kriteria induk jantan
- Induk sudah mempunyai usia 2 tahun.
- Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai dengan 2 kilogram
- Seperti halnya pada induk betina, bila diraba induk jantan mempunyai perut yang lembek dan tipis.
- Jika diurut sambil ditekan induk jantan akan mengeluarkan cairan berupa sperma yang berwarna putih.
- Pada bagian kelamin Induk jantan ada pembengkakan dan mempunyai warna merah tua sebagai tanda bahwa induk siap dikawinkan.
Setelah bibit yang dipijahkan menghasilkan benih, lakukanlah pemindahan terhadap benih ikan patin yang sudah mempunyai usia 1 hari, pindahkan benih ke dalam akuarium dengan ukuran 80 x 45 x 45 (cm). Setiap akuarium usahakan diberi air dari sumur bor yang sudah terlebih dahulu diaerasi. Secara ideal setiap akuarium berisi 500 ekor, tempatkan aerator di setiap akuarium untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada benih. Agar kestabilan suhu air dan ruangan terjaga maka dapat ditempatkan heater (pemanas).
Karena benih baru berusia 1 hari maka benih belum diperlukan pemberian makanan tambahan karena merka masih mempunyai sumber makanan cadangan yang berupa yolk sack (kuning telur). Barulah pada hari ke-3 benih bisa mendapatkan suplai makanan tambahan yaitu emulsi kuning telur ayam yang sudah di terlebih dahulu direbus. Kemudian secara perlahan-lahan benih akan menyantap makanan hidup yang berupa kutu air dan atau jentik nyamuk.
3. Proses pemeliharaan
Ikan patin mempunyai karakteristik pertumbuhan yang pesat, terutama pertambahan panjang badan ikan, ketika menginjak usia 2 bulan, benih ikan patin bisa tumbuh mencapai 10 sampai dengan 12 cm, dan berat badanya bisa mencapai 14 sampai dengan 15 gram. Ketika beratnya mencapai 2,50 kilogram pertambahan berat badanya menjadi lebih cepat dari pada pertambahan panjang badannya. Namun ketika ikan patin mencapai umur 10 tahun pertumbuhannya (berat dan panjang) menjadi lebih lambat dibandingkan dengan ikan patin yang masih muda. Di habitat aslinya di alam liar, Ikan patin dewasa bisa bertahan hidup sampai umur 20 tahun.
Proses membesarkan benih ikan patin bisa dilakukan diberbagai variasi tempat yang berbeda, yaitu : di kolam biasa, kolam jala apung, sitim pen dan kolam keramba.
Kegiatan pembesaran dan pemeliharaan ikan patin meliputi :
1) Kualitas air dan kolam ikan patin
Kualitas air ikan patin yang kurang baik bisa mengakibatkan ikan gampang diserang penyakit, penyeleksian kualitas air meliputi 2 sifat yaitu sifat air secara fisika dan sifat air secara kimiawi.
Sifat air secara fisika terdiri dari faktor suhu, kekeruhan air, dan warna air. Sedangkan sifat air secara kimiawi terdiri dari faktor besarnya kecilnya kandungan oksigen (O2), kandungan karbondioksida (CO2), nilai pH serta zat-zat atau limbah beracun. Ikan patin dikategorikan golongan ikan yang sanggup bertahan hidup jika terjadi kekurangan kandungan oksigen dalam kolam atau air. Kriteria air yang bagus yang diperlukan dalam cara budidaya ikan patin setidaknya mengandung oksigen sebesar 4 milligram/liter air. Sedangkan besarnya kandungan karbondioksida harus kurang dari 5 milligram/liter air.
Kedalaman air mempengaruhi kualitas air dan jumlah plankton.
a) Kedalaman air 1 – 25 centimeter à air keruh, banyaknya partikel tanah.
b) Kedalaman air 25 – 50 centimeter àoptimal, plankton cukup.
c) Kedalaman air 50 centimeter à air jernih, plankton sedikit.
Untuk merangsang dan meningkatkan produktifitas makanan alami sebanyak-banyaknya maka kolam pembesaran perlu dikasih pupuk. Pupuk bisa berupa jenis pupuk kandang atau jenis pupuk hijau dengan besaran dosis 50 sampai dengan 700 gram per meter persegi.
2) Pemberian Pakan Ikan Patin
Pemberian pakan ikan patin dapat dilakukan pada pagi hari dan sore hari (2x sehari), banyaknya pakan yang diberikan untuk patin dalam satu hari sebanyak 3% sampai dengan 5% dari berat tubuh ikan patin yang sedang diperlihara tsb. Kuantitas atau jumlah pakan yang diberikan mengalami perubahan setiap bulan. Untuk mendapatkan gambaran pertumbuhan ikan tsb, ambilah 5 ekor sampai dengan 10 ekor ikan patin sebagai sampel kemudian ditimbang.
Ikan Patin termasuk ke dalam jenis ikan pemakan segala (omnivore), ikan ini mempunyai sifat dan kebiasaan menyantap pakan di dasar air (kolam). Sebelum mempunyai kebiasaan sebagai omnivora, ketika pada masa ikan berupa larva ikan patin cenderung mempunyai kebiasaan sebagai ikan pemakan daging (carnivora). Pada masa larva, ikan patin cenderung memangsa ikan patin lain (kanibalisme) oleh sebab itu ketika masa ikan masih berupa larva, tidak boleh terjadi keterlambatan dalam pemberian pakan.
Untuk sumber pakan tambahan dapat diberikan pellet, ikan-ikan kecil, serta sisa-sisa bahan makanan di dapur. Pakan tambahan dapat diberikan setiap 3 hari sampai dengan 4 hari sekali, hal ini bertujuan untuk merangsang nafsu makan ikan.
Untuk memaksimalkan hasil budidaya agar mendapatkan jumlah ikan yang banyak pada masa panen ikan patin tiba maka perlu diperhatikan juga adanya faktor lain yang bisa mempengaruhi seperti gangguan dari hama dan serangan penyakit.
4. Proses Pemanenan
Metode penangkapan pada masa panen ikan patin dengan memakai sistim jala apung sering menyebabkan ikan menjadi luka-luka. Sebaiknya memulai pekerjaan penankapan ikan terlebih dahulu dilakukan di daerah hilir kemudian secara perlahan maju ke daerah hulu. Jika anda menggunakan kere doronglah kawanan ikan patin sehingga mereka terpojok di daerah hulu, metode penangkapan seperti ini lebih baik dan menguntungkan sebab kawanan ikan patin tetap memperoleh air segar untuk menghindari kematian pada ikan.
Ikan patin yang dibudidayakan di dalam hampang dalam kurun waktu 6 bulanan sudah bisa dipanen, benih yang mempunyai berat 8 sampai dengan 12 gram/ekor ketika pada awal waktu ditebarkan di kolam, beratnya akan mencapai kira-kira 600 sampai dengan 700 gram/ekor ketika menginjak umur 6 bulan.
Sekianlah artokel semoga dapat menjadikan refrensi pengetahuan anda dalam mengembangkan usaha budidaya ikan patin. semoga mebnatu dan bermanfaat, Terimakasih atas Kunjungannya................!
Sumber rerfrensi : - www.mancingmania.org
No comments:
Post a Comment